"Aku mengatakan itu untuk Aarav!" Secara refleks karena rasa takut yang menjalar ke seluruh tubuhnya, Revan hanya bisa mengatakan jika hal itu berhubungan dengan Aarav. Setidaknya jika Erina masih marah tentang kejadian sebelumnya, rasa marah tersebut pasti telah berkurang meski hanya sedikit saja. Dia sangat mengetahui hal tersebut, karena sudah banyak cerita yang dia dengar tentang Erina hingga saat ini.
Kening Erina mengerut ketika mendengar jawaban yang diberikan oleh Revan. Dia sama sekali tidak mengerti atas apa yang baru saja dikatakan oleh Revan saat ini. Bola matanya beberapa kali menatap Revan dan Aarav secara bergantian, berusaha menemukan informasi sedikit saja.
"Apa yang baru saja kau katakan?" tanya Aarav yang ada di belakang. Meskipun samar, dia mendengar apa yang sempat dikatakan oleh Revan sebelumnya. "Apa kau mengatakan jika aku bodoh! Apa itu yang kau maksud sejak tadi!" Aarav berjalan dengan penuh rasa kesal ke arah Revan.
