Revan dan Erina melepaskan pelukan yang sejak tadi dilakukan. Mereka saling pandang satu sama lain, sebelum akhirnya menatap Aarav dengan wajah kebingungan. Mereka berdua seolah tidak mengerti apa yang akan dilakukan Aarav, dan apa yang baru saja dia katakan.
"Apa aku tidak salah dengar?" tanya Revan setelah bangkit dari duduk, menatap Aarav dengan sangat tajam. "Apa kau sudah gila dengan yang kau katakan tadi! Kita hanya bertiga saja, sedangkan mereka bisa saja berjumlah ratusan atau bahkan ribuan orang. Bagaimana cara kita untuk mengalahkan mereka semua!"
Revan menepuk kening dan menempelkannya secara lama. Tubuhnya berputar beberapa kali sembari berdecak kesal. Apa yang dikatakan Aarav memang sudah ada di dalam pikirannya sejak awal, tetapi dia tidak sanggup untuk menanggung semua itu.