"Apa?" tanya Aarav memiringkan kepala. "Sebenarnya apa yang sedang kau pikirkan saat ini? Kenapa kau bisa menemukan penawar untuk racun yang sudah kuberikan padamu dengan cepat?" Aarav benar-benar tidak menyangka jika Revan akan dapat menemukan penawar racun begitu cepat.
Jika terus seperti ini, hanya Aarav yang akan mengalami kematian secara sia-sia. Memang hal itu tidak menjadi alasan untuk takut, karena sebagian kesalahan yang terjadi pada Revan diakibatkan oleh dirinya. Dengan kematiannya, setidaknya dia dapat menebus kesalahan yang telah diperbuat sebelumnya.
Aarav tersenyum simpul, mendongakkan kepala ke atas. Keadaan hutan yang hampir tidak ada celah sama sekali, membuat cahaya tidak dapat masuk ke dalam tempat tersebut. Hanya ketika pada saat daun pada pohon bergerak, sinar matahari menusuk mata begitu menyilaukan.