jam istirahat pun tiba
satu persatu siswa pun mulai keluar kelas dan seperti biasa aku hanya membawa roti dan tidak pergi ke kantin , "gue ke kantin dulu ya tha bentar " ujar seira , seira tidak mengajak ku karna dia sudah tahu pasti aku akan menolak nya saat di ajak ke kantin.
" oke " jawab ku pelan
aku membuka plastik roti dan ingin melahap nya , aku mendengar suara tawa yang keras dari luar kelas ku , " heuh" menarik nafas kasar saat setiap kali mendengar suara itu , segerombolan laki-laki masuk ke dalam kelas ku , dengan gaya mereka yang membuat aku enek saat melihat nya , aku kembali mengencangkan musik full agar tidak mendengar suara nya dan berpura-pura tidak memperhatikan mereka
saat ini kelas menjadi berisik saat kehadiran nya.
dia adalah abram ketua geng dari segerombolan laki- laki itu , dia juga laki- laki yang aku benci di sekolah ini , ia terkenal badboy dan pembuat onar di sekolah tetapi aneh nya dia bisa menjadi idaman para cewe cewe disini hanya karna wajah nya yang tampan dan tinggi juga jago berantem , dan aku benci saat melihat wajah nya yang selalu tersenyum di depan ku , ia selalu membawa geng nya yang berisi lima orang , teman-teman nya juga ngga kalah tampan dari nya bisa di bilang mereka segerombolan cogan di sekolah ini.
tapi menurut ku mereka terlihat biasa saja dan malah seperti sampah sekolah.
menurut informasi yang kudapat dari seira teman teman nya bermama , damar , leo , dhika , fariz dan doni.
damar dan doni yang paling berisik di geng nya makanya kalau setiap dengar suara tawa nya damar aku pasti tau itu mereka.
leo dia yang pendiam tapi kadang ikut berisik juga dengan damar dan doni
dalam sebuah persahabatan pasti ada yang lemot dan susah mencerna dia adalah dhika kadang dia suka di buly karna terlalu lama berfikir.
dan yang terakhir fariz dia yang paling cool dan selalu jaga image nya bisa di bilang ia juga dingin dan cuek.
semua informasi yang aku ketahui itu dari seira , karna dulu dia pernah pacaran dan dekat dengan geng mereka.
" hei agatha " ujar abram dengan wajah nya yang bengap duduk di atas meja ku
aku hanya fokus ke roti dan novel yang ada di tangan ku , dia menatap ku dengan senyuman khas ala badboy.
abram menembak ku berkali kali dan sudah ku tolak berkali kali juga , tapi dia tidak pernah menyerah dan terus mendekati ku.
" jadi gimana hari ini ? udah mau jadi pacar gue kan?" tanya nya setiap bertemu dengan ku.
" udah jadian aja tha abram inceran cewe cewe disini lo beruntung kalo dapet dia" ujar damar dan di barengi dengan tawa teman teman nya.
" cih beruntung yang ada sesangra nanti" ucap ku dalam hati.
aku pura pura tidak mendengar ucapan abram dan damar , ia mengambil headphone yang ada di telingaku dan membuang nya ke depan papan tulis aku sontak terkejut melihat perlakuan kasar abram itu.
abram tersenyum kembali , " jadi gimana agatha lo udah mau jadi pacar gue?" ujar nya
" dengar baik baik , aku ngga bakal mau jadi pacar kamu , jadi jangan ganggu aku lagi" ujar ku sedikit gemetar dan bangun dari tempat duduk ku untuk meninggal kan abram dan teman teman nya di kelas , saat langkah ku melewati nya tangan ku di tarik oleh nya , "lo harus terima gue jadi pacar lo " ujar nya yang terus memaksa
aku tersenyum miris , " maaf kamu bukan tipe ku" ujar ku datar
abram tertawa kecil ke arah teman teman nya ,
" gue ngga peduli lo harus terima gue"
aku melepaskan tangan ku kasar dari pegangan abram namun tidak bisa , abram menggemgam tangan ku cukup kuat , " kamu mau pergi apa aku yang pergi?"tanya ku sedikit emosi.
" lepasin" teriak seseorang dari depan pintu , suara itu membuat semua menoleh ke arah nya ,aku melihat jingga yang berdiri sambil menatap ke arah abram dengan tatapan tajam , " lo mau gue tonjok lagi?" ujar abram tersenyum miris.
jingga dengan santai datang menghampiri aku dan abram , " gue bilang lepasin " ujar jingga menarik tangan ku kasar.
" aduh " ringis ku karna tangan yang tercakar kuku abram
" gue bilang jangan ganggu gue " ujar abram menonjok jingga hingga jingga terjatuh abram tidak berhenti memukul nya , aku bingung apa yang harus di lakuin melihat teman teman nya abram menutup pintu supaya tidak terlihat orang ataupun guru , bukan nya membantu teman teman nya hanya ngeliatin dengan senyuman nakal.
" abram stoop" teriak ku yang sudah sangat geram melihat abram berkelahi di depan ku.
abram pun tersenyum ke arah ku , "lo bisa berhentiin gue kalau lo mau jadi pacar gue" ancam abram , dan kembali memukul jingga
aku merasa kasihan melihat jingga yang sudah tidak sanggup berantem , " jangan mau agatha" jawab jingga dengan suara samar samar.
" ngga usah berisik lo" ujar abram terus memukul jingga
tanpa berfikir fikir lagi aku menerima abram untuk menjadi pacar nya " oke oke aku mau jadi pacar kamu" ujar ku dengan sangat tidak iklas dan gugup.
suara tepuk tangan dari kelima teman nya yang heboh karna mungkin kali ini abram berhasil menjadi kan ku sebagai pacar nya.
" akhir nya di terima juga" ujar doni merangkul damar
abram bangun dari perut jingga ,dan menatap ku dalam , jingga hanya tertidur lemas menutup wajah nya , " nah gitu baru pacar gue " ujar nya masih di sertai sorakan teman teman nya
abram ingin memeluk ku namun ku dorong dengan kuat tenaga.
" aku mau jadi pacar kamu bukan berarti kamu bisa meluk meluk aku" ujar ku dengan kektus
" oke oke" jawab nya mengangkat kedua tangan nya dan tersenyum.
" ayo ke kantin" ujar abram menarik tangan ku , " ngga , aku mau di kelas" ujar ku menolak ajakan abram
" lo pacar gue bearti lo ngga bisa nolak ajakan gue" ujar nya menarik tangan ku dengan kasar dan merangkul ku.
melewati jingga yang masih terbaring ,
" sekarang dia pacar gue jangan coba coba buat deketin dia"
aku dan abram jalan berdua dan di ikuti kelima teman nya seperti bodyguard.
" hah gila dia pacaran sama abram?"
" gila quen es pacaran?"
" loh loh bisa bisa nya dia mau sama abram bukan nya dia pendiem dan jutek banget ya"
dan banyak lagi ocehan di kantin saat aku berjalan dengan abram.
jatungku rasa nya ingin berhenti berdetak dan merasa ngga nyaman berada di kantin ini , aku melihat ke arah seira yang sedang bingung menatap ku , aku tau isi pikiran seira saat melihat ku di rangkul abram.
kita duduk di kursi kosong pojok di kantin , karna itu satu satu nya yang kosong
" jadi , pacar kamu mau makan apa? " pertanyaan abram itu membuat ku geli dan ingin menghilang.
" ngga usah lebay " jawab ku datar
" pergi pensenin gue dan pacar gue bakso" ujar nya menyuruh salah satu teman nya
" siap"