Adit merasa gelisah mendapatkan tatapan penuh arti oleh semua keluarga. Merasa seperti terintimidasi, membuat Adit memilih tertawa canggung.
"Apa, ya?" tanya dengan gelak tawa kecil.
"Gak kenapa-napa, Nak. Ayah cuma senang melihat bahagia seperti itu. Kamu pasti lagi coba menghubungi Vira bukan?" tanya dengan bola mata penuh berbinar.
Adit menelan ludahnya kuat Jujur, diberi pertanyaan seperti itu membuat Adit mati gaya.
Bukan hanya ayahnya, tetapi juga Rena dan Revan terkesiap melakukan hal yang membuat Adit makin kelimpungan ditempatnya.
"Kamu kalau mau nungguin Vira jangan seperti itu dong. Coba kamu lakukan dengan cara benar. Bisa kamu lakukan dengan hal yang terbaik. Gak perlu menunjukkan malu-malu di depan kita semu," sahut Rena menyikut lengan kakaknya.
"Hehehe, kamu, Rena! Jangan kayak gini dong. Aku jadi malu sendiri,"
"Gak apa-apa. Anggap saja aku ini lagi mendukungmu bisa bersama dengan Vira,"
"Ssst, sudah banyak bicaranya!" tukas Revan memotong pembicaraan.