Beberapa minggu setelahnya, Rena mersa selama ini tidak pernah menikmati liburan dengan Revan.
Ya, merasa jika harusnya mendapatkan kebahagiaan dalam pernikahan membuat Rena seharusnya menikmati pernikahan yang diinginkannya.
Lama Rena menikmati udara malam. Sejak tadi ia membuka jendela kamarnya begitu lebar. NAmun derit pintu kamar seketika berbunyi. Wanita berpakaian piyama itu menoleh ke belakang. Ia langsung membuang mukanya.
"Rena, nanti kamu masuk angin seperti itu. Jangan terlalu menikmati udara malam yang tidak baik untuk kesehatan," ucap Revan lembut.
"Aku pikir kamu gak akan mau masuk ke kamar. Apa kamu berpiikiran kalau tidr di sofa bikin punggungmu sakit?" tanya Rena dengan rat wajah datarnya.