"Bu Ika, diminum dulu teh manisnya. Jangan sampai banyak orang yang tak meminumnya, Mbak,"
Tetangga Ika yang kebetulan sedang berada di depan wanita itu dibuat terperangah. Pasalnya, Ika yang tadinya duduk tenang dan terlihat santai, seketika memasang raut wajah penuh oenyelasan. Apa yang baru saja terjadi? Pertanyaan itu membelenggu isi kepala satu wanita di depannya.
"Bu, saya boleh permisi dulu. Saya khawatir dengan anak saya,"
Ika segera beringsut dari duduknya. Walau ia tahu jika semua orang yang berada di dekatnya saat ini dibuat gelisah tak menentu.
"Oke, Bu. Tapi tolong kalau lagi dalam keadaan sedih begini jangan berjalan dengan pikiran kosong bahaya,"
Ika mengangguk pelan. Ia paham akan hal itu dan segera meninggalkan rumah.
Di dalam perjalanan, berkali-kali Ika dibuat bimbang. Pasalnya saat ia sedang berniat menghubungi terus anaknya via sambungan telfon, dua orang berpakaian acak-acakan berada di depan mereka.