"Gue mau pulang, Ica. Jangan memaksalah,"
"Adit, gue tuh bukan ngajak lu doing untuk duduk-duduk disini. Sekalian lu ajarin gue materi phytagoras dong. Gue gak ngerti materi itu. Mana besok ujian," gerutu Ica.
Sontak kedua temannya, Ira dan Suci mengangguk pelan dan mengepalka kedua tangan mereka. Persetan mereka sedng mencari alsan, tapi kalau sudah urusan pelajaran dan ada semangat yang muncul dari teman-temannya, hati kecil Adit terasa susah untuk menolaknya.
"Baiklah, tapi cuma—"
PUP!
Suara familiar baru saja terjadi disalah satu anggota tubuh Revan, Si tersangka yang menjadi pusat perhatian oleh Adit, Ica, Ira dan Suci malah tertawa cekikan tiada henti. Revan membentuk jari tangannya menjadi V sambil satu tangannya sibuk mengerami perutnya.
"Sorry gaes, gue kebelt. Adit…"