Reno melepaskan anaknya pergi. Apalagi Adit pergi dengan revan. Sahabat anaknya yang telah ia kenal baik.
Reno menatap anaknya dalam keadaan lara. Harusnya, Reno bisa memberikan kasih sayang pada anaknya itu. Tapi pertengkarannya dengan sang istri, sedikit banyaknya juga berimbas.
"Tuan, mau makan dulu?"
Sapaan Bi Imo mengagetkan Reno yang masih berpikir berat melihat anaknya pergi dari rumah.
"Boleh, Bi. Siapkan saja makanan soto ayam diatas meja. Nanti saya makan,"
Reno pun pergi berlalu dari teras rumah. Sekitar beberapa jam, ia pun kembali ke dapur. Dimana, ia terlihat cukup terheran mendapati hal-hal yang membuat Reno heran.
"Bi Imo, kemana sop ayam yang kamu bawa?" tanya Reno terheran.
"Oh, tadi diambil sama Nyonya, Tuan."
"Ouh,"
Reno berdesis lalu menarik nafas panjang. Ekor matanya kini tertuju ke Keny yang sedang menyeruput sop ayam di mangkuknya.
"Kenapa, Mas? Lagi kesal saya makan sopnya?" tanya Keny mencibir.