Rena dan Adit yang baru saja pulang dari sarapan bubur segera kembali ke sekolah.
"Ngebut atau gak?" tawar Adit pada Rena
Jelas Rena langsung menjerit ketakutan. Ia hanya punya satu nyawa dan belum siap mendadak kena serangan jantung.
Bruk!
Satu hantaman keras menhujam kepala Adit yang tengah memakai helem.
"Astaga, Rena! Tega banget dirimu!"
"Lu sih! Jangan main balap-balapan atau gue melompat dari motor!" gertak Rena.
Aditvtergelak kecil. Ia pun tak lagi melajukan kendaraannya diatas laju normal. Mereka melewati sepanjang perjalanan ke sekolah. Bahkan Adit melewati kantor perusahaan ayahnya. Disaat itu Reno melihat anaknya yang tengah berboncengan dengan Rena.
Segurat senyum manis menghias wajahnya. Reno mengingat dimana ia bersama mamanya Rena juga seperti itu. Saling bersahabatan tanpa mengenal tempat.
"Pak, apa masih ada yang ditunggu?"
Asisten Reno menegur sopan atasannya yang masih berdiri di depan bangunan kantor Ahtama Group,