"Masakan saya, Pak Bos. Tapi resepnya dari Mba Nazwa kok, jadi tak akan jauh berbeda dengan masakan mba Nazwa." Siti tampak membela diri. Dia memang tidak pandai memasak, akan tetapi saat mengingat Nazwa belum juga datang dia berinisiatif memasak sendiri sesuai dengan yang sudah diajarkan Nazwa padanya.
'Sialan, Nazwa! Beraninya dia tidak datang pagi ini!' batin Samudra tampak geram. Ia beranjak dari tempat duduknya kemudian memakai jas yang ia gantungkan di dekatnya.
"Pak Bos mau kemana? Kenapa tidak jadi makan?" tanya Siti saat majikannya itu tak melanjutkan sarapannya.
"Saya tidak nafsu makan. Saya akan makan di luar saja," jawab Samudra ketus.
Sesaat setelah ia selesai dengan jasnya, Samudra sudah siap berangkat ke kantor. Namun langkahnya seketika terhentei saat Nazwa berlari kehadapannya dengan nafas yang terdengar ngos-ngosan.
"Pagi, Pak!" sapa Nazwa diiringi suara nafas tak beraturan. Ia terlihat cape seperti telah berlari maraton sepulih kilo meter saja.