Pagi ini Sabrina memang belum sempat memegang ponsel. Ia tak bersemangat dengan benda pipihnya itu. Namun saat waktu sudah menunjukan pukul sepuluh siang Sabrina merasa bosan. Ia sepertinya butuh teman untuk mencurahkan rasa gundahnya. Tiba-tiba Sabrina mengingat adik tirinya yang kini sudah mulai berubah menjadi baik padanya.
Wanita pemilik dagu belah itu tampak berjalan menuju kamar tidurnya ia berniat akan menghubungi Cantika untuk sekedar berbincang dan saling bertukar pikiran. Cantika berhasil membuat Sabrina percaya kalau dia sudah berubah. Padahal itu hanya tipu daya Cantika agar bisa dekat dengan Sabrina dan memanipulasi keadaan.
Namun begitu Sabrina menyalakan layar ponselnya, ia melihat ada notifikasi pesan masuk dari nomor tidak dikenal. Sabrina merasa aneh, mengapa akhir-akhir ini selalu saja muncul nomor baru di layar ponselnya.