Setelah ke tiga orang pria sangar itu berlalu pergi meninggalkan caffe, dengan cepat Azka meraih tubuh Bu Yeni dan memeluknya dengan erat.
"Maafkan aku, Mah," ucap Azka lirih saat ia tengah mendekap ibunya.
"Mamah takut, Ka," lirih Bu Yeni seraya meneteskan kembali bulir beningnya. Ia serasa baru saja melewati ancaman kematian. Namun, saat Azka berada dalam pandangannya, maut itu seketika berubah serasa pergi dan menjauh darinya.
"Mamah tidak tahu apa yang akan terjadi pada, Mamah. Jika kamu telat menjemput," sambungnya diiringi isak tangis di dalam dada.
Azka tampak melonggarkan pelukannya kemudian ia mengusap pipi Bu Yeni dengan lembut. "Jangan takut, Mah. Semua akan baik-baik saja," ucapnya.
Setelah memeluk tubuh ibunya, Azka kemudian mendorong kursi roda Bu Yeni dan membawanya menuju kendaraan roda empatnya terparkir. Akhirnya, usahanya tidak sia-sia, Azka membawa Bu Yeni kembali pulang ke kediaman Assegaf.