Setelah tiga kali tak juga ada jawaban, Azka mencoba memutar gagang pintu kamar milik kedua pembantunya itu yang ternyata tidak terkunci.
Dibukanya pintu itu dengan perlahan. Azka terbelalak tatkala melihat isi kamar yang nampak kosong tak berpenghuni. Ia mencoba kembali berteriak dengan posisi masih di depan kamar kedua pembantunya.
"Sabrina! Nazwa!'
Dia mengedarkan pandangan ke sembarang tempat, tak juga menemukan batang hidung Nazwa maupun Sabrina. Diletakannya leptop yang sedari tadi ia pegang di atas meja makan, kemudian melangkahkan kaki untuk kembali ke kamar kedua pembantunya berharap menemukan sesuatu di sana.
Azka melangkah dengan perlahan dan berhati-hati. Nampak isi kamar itu tertata dengan rapih tanpa ada barang apapun di dalamnya. Hati mulai was-was dan curiga, kemana gerangan Sabrina dan Nazwa? Ia kembali melangkahkan kaki mendekati lemari milik kedua pembantunya itu yang terletah di area kamar.