"CEPAT KELUAR! SEBELUM KAMI PECAHKAN KACA MOBILNYA!" teriak pria berambut gondrong murka. Dia sudah mengacungkan balok kayu ke arah ketiga penumpang yang gemetar di dalam mobil.
"William, bagaimana ini?! Apa … apa yang mereka inginkan?! Apa mereka ingin menganiaya aku lagi seperti dulu?" lirih Amelia putus asa sambil menangis tersedu-sedu. Tubuh wanita itu bergetar hebat, dadanya sesak sampai napas tersengal-sengal.
Kejadian beberapa bulan lalu kembali menghantui Amelia. Dia masih mengingat dengan jelas rasa sakitnya saat benda tumpul menghantam tubuhnya yang lemah secara bertubi-tubi.
Darah mengalir deras menodai gaun yang Amelia kenakan dahulu saat dia dan kekasihnya menghadiri pernikahan Devi dan Calvin.
Mungkin itu adalah hari terburuk dan mengerikan dalam sejarah hidup Amelia. Akibat gerombolan preman yang menyekap serta menghajar Amelia, wanita itu terpaksa berminggu-minggu terbaring koma di rumah sakit.