Nenek Nengah sengaja menyewa rumah kontrak, yang jauh terhindar segala aktivitas para tetangga yang suka cari-cari perkara.
Penjual sedang sibuk mengadon daging sapi busuk di sebuah ember besar sembari sesekali memasukkan boraks ke dalam bahan baku sosis.
"Bau sekali aromanya. Bagaimana kalau kita ketahuan?" omel Nenek Nengah. "Kita berdua bisa masuk penjara."
Penjual berdecih kesal. "Apakah Ibu bisa diam sejenak?" ketusnya berusaha sabar. "Saya sudah ahli dalam mengolah sosis beracun tanpa ketahuan hampir belasan tahun. Tolong jaga meragukan kemampuan saya."
Dasar! Sombong sekali pria ini! Kalau aku tidak butuh bantuannya, aku sudah menempeleng kepalanya yang nyaris botak itu! batin Nenek Nengah jengkel.
"Awas saja kalau kita sampai ketahuan. Itu semua salahmu. Paham?"
"Ibu tenang saja. Rahasia kita pasti tidak akan pernah terbongkar. Contohnya seperti saya." Pria itu tersenyum sombong. "Kecuali … Ibu membeberkan semuanya."