Kadek tersenyum semringah sambil memutar-mutar kursi kebesarannya.
"Akhirnya aku bisa duduk di kursi pemimpin seperti ini. Jadi beginilah rasanya menjadi orang berkuasa dan mempunyai anak buah. Pantas saja mereka senang bersikap seenaknya pada orang yang lemah," gumam Kadek girang.
"Permisi, Nyonya. Apakah Nyonya memanggil saya?" tanya seorang anak buah Refra di bagian rentenir.
Kadek tersentak kaget, ia sontak duduk tegap dengan wajah penuh wibawa. "Ya, aku tadi memang memanggilmu," sahutnya dingin.
Sebelum datang ke sini, Kadek telah diperingati oleh Refra supaya jangan bersikap lembut pada anak buahnya. Refra takut mereka malah menjadi besar kepala karena diberikan seorang pemimpin wanita yang lemah lembut dan baik, sepertinya.
"Ada apa, Nyonya?" Pria yang berdiri di hadapan Kadek tersenyum sopan.
"Aku ingin kau memberikan tawaran pinjaman pada orang bernama Nengah? Apakah kau masih ingat?" tanya Kadek dingin dan tajam.
