"APA?! KAMU DIJUAL OLEH NENEK MENGAH?!" Ayah Devi ternganga syok.
"IYA! PUAS?!"
"ITU TIDAK MUNGKIN!" bentak Ayah Devi marah, tidak percaya. "NENEK NENGAH TIDAK MUNGKIN TEGA MENJUALMU SEBAGAI WANITA PENGHIBUR! AYAH TAHU BETAPA SAYANGNYA NENEK NENGAH PADAMU, DEVI! JADI MUSTAHIL DIA YANG MENJUALMU!"
"TERSERAH AYAH MAU PERCAYA ATAU TIDAK! AKU PUN TIDAK BUTUH KEPERCAYAAN AYAH KARENA HIDUPKU SUDAH TERLANJUR HANCUR" ketus Devi murka. "NAMUN ITULAH KELAKUAN IBU AYAH YANG MENJIJIKKAN ITU!"
Devi segera menaiki taksi dan pergi begitu saja meninggalkan sang ayah.
"HEI! DEVI! TUNGGU AYAH!" Ayah Devi mengejar mobil biru itu dengan wajah penyesalan.
Devi menangis sejadi-jadinya di dalam taksi. Entah kenapa, hidupnya sudah tak berarti lagi karena merupakan mantan wanita penghibur. Apakah untuk selamanya Devi akan dianggap hina dan sebelah mata?
"DEVI! TUNGGU AYAH!" teriak Ayah Devi keras-keras.
Devi mendengus kesal. Sekarang tambah satu orang lagi yang menjadi bebannya.