"DASAR BAJINGAN!" Umpatan Ibu Yoon menggelegar di dalam mobil mewah. "PASTI WANITA BAJINGAN ITU YANG TELAH MENGHASUT WILLIAM SAMPAI BERANI MEMBENTAK IBU KANDUNGNYA SENDIRI!"
Devi setia mengusap-usap tangan Ibu Yoon supaya wanita itu lebih tenang. "Sudah, Nyonya. Tidak perlu marah-marah."
"Bagaimana saya tidak marah, Devi!" bentak Ibu Yoon mengeluarkan semua unek-uneknya. "William adalah anak saya yang baik. Tidak pernah sekali pun dia berani menentang atau membentak saya. Bahkan, sekali pun William tidak pernah meninggikan nada suaranya meski hanya satu oktaf! Namun, kamu lihat tadi, kan?! Namun, William telah dua kali membentak-bentak saya!"
Air mata Ibu Yoon pecah seketika. Dadanya sesak bagaikan ditikam berkali-kali dengan belati. Sebagai seorang ibu yang telah mati-matian membesarkan William, hati Ibu Yoon remuk redam.