William berjalan mondar-mandir sambil menggigit kuku dengan panik. Perasaan bercampur aduk menjadi satu. Antara takut, cemas dan risau. Pikirannya berkeliaran ke mana-mana, membayangkan kemungkinan terburuk yang terjadi pada Amelia.
Sejak tadi, Park Hoon hanya duduk di bangku dekat ruang UGD. Dia tak berani mengucapkan kata-kata hiburan lagi pada Tuan William. Park Hoon kapok karena tadi dia terkena bogem mentah dari sang majikan. Hingga sekarang pun, pipinya masih memerah dan berdenyut sakit.
Tak lama kemudian, pintu ruang UGD tiba-tiba terbuka. William sontak menghampiri sang dokter yang belum saja keluar.
Seorang wanita mengenakan jas putih keluar dari ruangan penuh kesedihan itu.
"Bagaimana dengan keadaan istri saya, Dok?! Dia baik-baik saja, kan?! Dia pasti tidak kenapa-kenapa, kan?! Jawab!" bentak William kesal.