Hening sesaat ketika semua pasang mata terpaku pada pria yang bersikap bak super hero tersebut.
"Tak pantas Anda bersikap kasar seperti itu, apalagi terhadap perempuan." Dia mengempaskan tangan kakek-kakek itu.
"MEMANGNYA KAMU SIAPA, HAH?!"
"Saya adalah pelanggan gadis ini. Jadi, kalau kamu berani-berani melukai gadis yang telah saya sewa mahal-mahal, saja tidak akan pernah mengampuni Anda." Pemuda menatap Refra dingin sekaligus tajam. Tampang pemuda itu tak menyiratkan ekspresi apa pun. Entah kesal, sedih atau marah.
Kadek terbelalak tak percaya. Apakah dia tak salah dengar? Jadi ternyata Devi berada di kelab malam ini bukan untuk bersenang-senang, melainkan untuk melayani pria-pria hidung belang seperti dirinya sekarang?
Air mata Kadek nyaris tumpah. Hatinya remuk redam. Bagaimana bisa putri yang selama ini susah payah dia rawat sampai beranjak dewasa, malah berakhir menjadi perempuan hina.
