Nenek Nengah membeliak tak percaya ketika mengetahui wanita memanggilnya adalah menantu yang selama ini mendekap di penjara.
"KADEK?!" pekik Nenek Nengah terbelalak sempurna. "BAGAIMANA BISA KAMU KELUAR DARI PENJARA, HAH?! APA JANGAN-JANGAN KAMU KABUR, KAN?!" tuding nenek tua itu dengan suara melengking.
Kadek menggeleng kuat. "Nggak, Bu! Aku nggak kabur!"
"JANGAN BOHONG! AKU TAHU KALAU KAU DIVONIS BERTAHUN-TAHUN MENDEKAP DI PENJARA! JADI NGGAK MINGKIN KAU BEBAS SECEPAT INI!" bentak Nenek Nengah. "SEKARANG KAU PERGI DARI RUMAHKU! AKU NGGAK MAU POLISI-POLISI MENGGEREBEK RUMAHKU LAGI GARA-GARA MENYEMBUNYIKAN SEORANG NARAPIDANA YANG KABUR!" Nenek Nengah mendorong-dorong sang menantu supaya angkat kaki dari rumahnya.
"Tunggu sebentar, Bu! Tolong dengarkan penjelasan aku dulu! Ibu salah paham!" pinta Kadek sembari menjaga keseimbangan tubuhnya agar tak jatuh akibat dorongan sang mertua.