Nenek Nengah menarik paksa Devi untuk mengikutinya ke luar dari gedung hotel. Wanita tua itu tidak peduli dengan tatapan orang-orang yang menatapnya dan sang cucu dengan beragam makna.
Antara bingung, iba, heran, bahkan jijik karena menampilkannya seperti gelandang. Wajah Nenek Nengah lusuh, bajunya compang-camping sembari menenteng karung bekas.
Devi lari terhuyung-huyung akibat teriakan kasar sang Nenek. Ia malu, sangat malu, karena diseret-seret di depan umum, yang pada saat itu hotel sedang dalam keadaan ramai karena akhir pekan.
"Nenek, lepasin aku. Jangan tarik-tarik seperti ini, dong," ketus Devi pelan. Jangan sampai para pengunjung hotel mendengar percakapan mereka. Apalagi kalau Nenek Nengah sampai berteriak-teriak sambil menyebut rumah bordil, alias rumah pelacuran di depan banyak orang.
Nenek Nengah menyeret Devi sampai ke depan gerbang hotel. Pada saat itulah kesempatan bagi Devi untuk melepaskan diri dan memarahi sang Nenek
