Nenek Nengah mengais-ngais kotak sampah sambil menggerutu kesal. Gara-gara kebodohan anaknya, Nenek Nengah yang harus menerima akibatnya.
Sudah berminggu-minggu dia bertahan hidup dari penghasilannya sebagai pengemis dan pemulung. Bahkan sudah berminggu-minggu Nenek Nengah tidur di pinggir trotoar atau ruka yang sedang tutup dengan hanya berasalan kardus.
Nenek Nengah merutuki hidupnya yang melahirkan anak yang tak becus seperti ayah Devi. Dari kecil hingga dewasa ayah Devi hanya memberikan permasalahan demi permasalahan. Padahal Nenek Nengah sudah bersusah payah membesarkan putranya untuk bisa mengubah kehidupan miskin, tetapi malah berakhir sebagai penjahat dan pembunuh.