"CEPAT PERGI! JANGAN TERUS-MENERUS MEMANCING AMARAH AKU, DEVI! AKU JUGA TAK KALAH NEKAT KALAU KAU TERUS MENGUSIK KEHIDUPANKU! APALAGI ISTRI DAN CALON BAYIKU!" Calvin mengepal tangan kuat-kuat, berusaha menahan amarah yang bergejolak hebat.
"Oh… ternyata wanita hina itu sedang mengandung juga, ya." Devi tersenyum licik sambil manggut-manggut pelan. "Sepertinya aku bisa membuat kamu menderita seperti yang kualami melalui calon bayi kamu dan Ayu."
"AKU TAK MAU MEMBUAT KAU KOMA KEDUA KALINYA! SEKALI LAGI KAU MENGANCAMKU DENGAN BAWA-BAWA ANAKKU! AKU TAK AKAN MENYESAL MEMBUNUHMU!"
"Santai saja, Sayang. Aku tidak akan sejahat itu, kok. Mana mungkin aku melampiaskan dendamku pada bayi tak berdosa di dalam kandungan Ayu. Tapi ibunya tak apa-apa!"
Calvin sorotan memungut kayu yang tergeletak di lantai dan memukuli kepala Devi sekuat tenaga. Devi terbentur dinding sebelum terkapar.