"Ibu dan ayah kamu … sekarang berada …"
Devi menatap wanita itu makin tak sabar. "Ayo, Bu! Tolong bilang yang jelas, di mana ayah dan ibu saya berada," desak Devi agak jengkel. Ibu itu seperti menahan-nahan ucapannya supaya membuatnya hancur dalam perasaan bersalah.
"Ibu dan ayah kamu mendekap di penjara."
"Apa?!" Devi membeliak syok. Beberapa saat dia mematung tak percaya. Tanpa sadar bulir-bulir bening meluncur bebas menuruni pipinya. "Ibu pasti berbohong, kan?! Iya, kan?! Mana mungkin ibu dan ayah saya di penjara! Orang tua saya bukan penjahat! Mereka adalah orang baik!"
"Maafkan saya, Devi. Saya harus menyampaikan berita menyedihkan ini karena kamu anaknya. Sejujurnya saya juga sempat tidak percaya kalau kedua orang tua kamu harus masuk jeruji besi. Tetapi saya langsung menontonnya langsung di televisi kalau orang tua kamu melakukannya kejahatan yang keji," lirih tetangga itu tak enak hati.
