Apalagi sejak kemarin dia tidak makan apa pun, bahkan tadi saat Nenek Nengah meminta sedikit nasi pada Mami Elsa langsung ditolak mentah-mentah. Katanya, dia harus bekerja dulu baru mendapatkan jatah makan.
"Berhenti!" Letupan senjata api sebagai tanda peringatan menggelegar di permukiman warga.
Namun, Nenek Nengah berkeras hati dan memilih untuk kabur daripada berakhir di penjara bersama anak dan menantu.
Kurang ajar!
***
Devi duduk termenung di ranjang rumah sakit sembari memandang kosong ke luar jendala. Suara hujan yang masuk ke kamar inapnya membuat kehampaan hatinya makan terasa menyakitkan.
Kini Devi benar-benar sendiri, tak ada lagi seorang pun yang bisa menjadi sandaran hidupnya. Ayah dan Ibu entah di mana sekarang. Apalagi Calvin.