"Apakah saya bisa bekerja di sini?" tanya Nenek Nengah penuh harap, menatap wanita itu sampai berbinar-binar. "Pekerjaan apa pun akan saya lakukan, kok, seperti bersih-bersih, cuci piring dan baju, sapu-sapu, dan lain-lain."
Mau tak mau, Nenek Nengah harus merendahkan diri di hadapan wanita asing itu dan menawarkan diri sebagai asisten rumah tangga demi mendapatkan tempat berteduh. Apalagi rumah bordir terdapat banyak kamar-kamar untuk tempat mesum, dia bisa salah satu bilik tempati. Nenek Nengah sudah tak sudi lagi dikejar-kejar, bahkan dipermalukan seperti tadi. Nenek Nengah sudah kapok jika terus-menerus menjadi buronan pria debt kolektor itu selama bertahun-tahun.
"Pekerjaan apa pun?" ulang Mami Elsa tersenyum licik.