William sibuk di meja kerjanya untuk menarik semua perusahaan cabang yang ada di seluruh Indonesia untuk segera ditutup.
Sembari menandatangani setiap berkas-berkas yang harus ditandatangani berhubungan dengan penarikan perusahaan, William tak henti-hentinya menggerutu dan mengumpat di kesunyian ruang kerjanya.
"Sial! Perusahaan aku harus dicabut perizinannya gara-gara Calvin!" umpat William geram.
Tok! Tok! Tok!
"MASUK!" bentak William kesal. Terlalu banyak basa-basi memasuki ruang kerjanya membuat pria itu ingin mengamuk.
Pintu perlahan terbuka, seorang pria tampan mengenakan jas hitam memasuki ruangan William.
"Ada apa, hah?! Pasti kau hanya ingin menyampaikan kabar buruk lagi, kan?! Lebih baik kau pergi! Aku muak dengan semua masalah ini! Kau urus saja sendiri bersama rekan-rekanmu dari Korea itu! Aku tidak mau mengurusi apa pun lagi, paham?!" William menatap Park Shin, sekretarisnya, murka.