Setelah berhasil melawan rintangan kemacetan, akhirnya William sampai di stasiun televisi swasta itu.
Setelah menerobos beberapa satpam penjaga, William berhasil masuk ke ruang tunggu para tamu.
Nenek Nengah, yang sedang berbicara dengan pembawa berita sambil menangis tersedu-sedu, tersentak kaget ketika pintu ruangan dibanting.
Nenek lebih terkejut lagi mengetahui siapa yang datang. "Wi-willam?!" serunya syok.
William menghampiri Nenek Nengah sambil tersenyum manis. "Akhirnya aku menemukan Nenek di sini."
Pembawa acara itu melirik William sinis. "Oh, jadi kamu pacar dari cucu Nenek Nengah, kan? Yang sudah tega mengusir Nenek dari rumah sakit ketika ingin menjenguk cucunya?" sindir wanita itu tajam. Dia tak habis pikir ada pria sekeji William.
"Maaf, Nona," Wiliam menatap pembawa acara itu dingin. "Kalau Nona tidak tahu permasalahan yang sebenarnya, jangan langsung menghakimi. Apa Nona mau saya tuntut pada pihak berwajib?"