"Bagaimana? Apa kamu bisa membuktikan tuduhan kamu itu?" Helda menatap William meremehkan.
"Tolong tunggu sebentar lagi, aku akan berusaha terus menghubungi anak buah aku, Bu," pinta William.
"Sudahlah! Kamu memang pembohong! Mulai detik ini kamu jangan dekati anak saya lagi, paham?!" Helda memelotot tajam, lalu pergi meninggalkan William begitu saja.
"Bu, tolong, kasihan aku kesempatan satu kali lagi!" teriak William putus asa. Rasanya dia tak bisa mengejar Bu Helda dan memohon-mohon, mungkin saja itu malah membuat Bu Helda makin benci padanya.
"Argh!" William menonjok dingin di dekatnya sekuat tenaga. "Ini semua gara-gara kepala ajudan sialan itu! Kenapa dia tidak mengangkat teleponku?! Pasti semua ini tidak akan terjadi?"
"Sepertinya kamu sedang putus asa sekali untuk melunakkan hati wanita itu."
William tersentak kaget ketika mendengar suara nenek-nenek di dekatnya. "Siapa Anda?!" serunya spontan. Penampilan nenek-nenek itu begitu menjijikan karena begitu kotor dan lusuh.