"Nggak, aku mau nemenin kamu di sini," ucapnya. "Lagian tugasku sudah selesai. Jadi aku bisa selalu menemaninu tiap malam, buat ngejagain gadis malang ini," sambungnya seraya menghela napas, menatap Esya yang tertidur pulas.
Mendengar kata-kata "gadis malang" ternyata membuat sesuatu yang terasa tak nyaman dalam dada Halua. Mendadak sorot matanya langsung berubah, seakan-akan ingin marah-marah pada gadis satu ini. Gadis yang terlalu ikut campur dalam urusannya.
"Kenapa kamu ikut-ikutan ngomong gadis malang?" tanya Halua dengan tatapan tak suka.
"Kamu bilang gitu. Jadi aku ikut-ikutan," ucap Reyhan tanpa pikir panjang. Dia benar-benar gadis yang sulit diatur. Bahkan ketika berteman dengannya, Halua sering berkali-kali membatin bahwa gadis ini lumayan merepotkannya.
Halua yang hanya ber-oh saja langsung terbang lagi, seolah-olah ada panggilan. Padahal Reyhan tahu betul bagaimana ciri khas bulu Halua ketika ada yang memanggilnya untuk panggilan pengambilan nyawa.