Karina kemudian di bawa oleh Pak Yogi keluar dari sana. Tentu saja rambut panjang Karina masih menutupi seluruh wajahnya. Dia tidak berniat untuk menyibaknya sama sekali. Ia terlalu malu untuk menatap dunia sekarang. Dalam hati, tak henti-hentinya Karina mengucapkan sumpah serapah.
Di sisi lain, Pak Yogi menatap para panitia dan menghela napas nya. "Setelah pertandingan selesai, para pemain basket dan semua panitia yang bertanggung jawab, harap temui saya."
"Baik, Pak!" jawab mereka dengan jantung yang sudah tak karuan. Sudah bisa ditebak bahwa mereka akan di marahi habis-habisan nantinya.
"Udah, sama balik ke posisi masing-masing," lanjut Pak Abian dan segera pergi dari sana.
***
Pak Yogi membawa Karina ke UKS anak kelas 10 — karena memang itu yang paling dekat. Pak Abian mendudukkan Karina di salah satu ranjang UKS. Pak Yogi dengan sigap mengambil beberapa peralatan untuk membersihkan darah dari hidung Karina.