"Gara-gara Bapak suruh antar ini ke sini, saya jadi ga bisa jajan, deh! Padahal 'kan, yang piket banyak, tapi selalu aja saya yang di suruh." Semakin dipikir-pikir, Karina merasa semakin kesal. Ia juga tidak bisa membolos mata pelajaran selanjutnya, yah ... well, kebetulan sekali sebentar lagi pelajaran Kimia yang notabennya memiliki guru yang galak.
Raka menyikut lengan Karina. Bukankah tidak sopan jika berkata seperti itu kepada orang yang lebih tua? Ditambah, ini adalah Pak Abian, wali kelas mereka. Meskipun Pak Abian fair dengan para murid, tapi jujur saja pria itu tampak menakutkan saat sedang mengawas ujian, dan tentu saja saat sedang marah.
Lalu, mata Karina tertuju kepada kerah kemeja Pak Abian yang beberapa kancing atasnya dibiarkan terbuka, atau karena memang tidak sempat di kancing? Biasanya Pak Abian selalu terlihat rapi, baik di luar mau pun di dalam ruangannya. Jadi, wajar saja jika Karina salfok, bukan?
