Karina berjalan gontai di koridor sekolah dengan kedua tangan yang penuh. Sejak keluar dari kelas, mulutnya terus saja berkomat-kamit layaknya seorang dukun yang sedang membaca mantra. Meskipun begitu, gadis itu tetap melaksanakan tugasnya dengan baik.
Ya ... hari ini jadwal Karina piket, dan seperti biasanya Pak Abian selalu menyuruh siswa yang piket agar membawa buku latihan mereka ke ruangannya —sebenarnya piket atau tidak, Pak Abian selalu menyuruh Karina. Sialnya lagi, tak ada satu pun yang mau membantunya, dan buku-buku itu memang tidak berat, tetapi jika disatukan dalam satu tumpukan, sudah pasti sangat berat! Well ... Karina membawanya sendirian.
Sekarang jam istirahat pertama, dan cacing di perut Karina sudah karaokean saja. Teman-teman Karina yang lain sudah ke cafetaria terlebih dahulu. Padahal katanya mereka setia kawan, tapi apa buktinya?
Tok ... tok ... tok ....!
"Pak Abian! Ini Karina!" ujar gadis itu setelah mengetuk pintu ruang sang wali kelas.