Begitu juga dengan cowok berambut blonde ini, Azra, ia juga takut jika sesuatu yang berharga di hidupnya akan dirampas lagi.
Sudah 2 jam lebih mereka mencari, tapi Valeny tak kunjung ditemukan. Setelah menuruni jurang yang sangat dalam itu mereka terus-menerus memanggil nama Valeny, berharap ia akan mendengarnya.
Dan meskipun sudah dibantu dengan penerangan dari lampu helikopter sehingga hutan yang gelap menjadi terang benderang, tapi jejaknya tak juga ditemukan sama sekali.
Ini membuat Asrain dan Azra berubah pucat. Bahkan pak kepsek pun terlihat sangat khawatir.
"Akhh sial!! Sebenernya lo dimana sekarang?" Azra sejak dari tadi terus saja mengumpat, sedangkan Asrain tidak berkomentar apapun sejak sampai disini.
"Ini ..." Asrain mengambil daun yang berceceran di tanah, bukan karena daun itu cantik atau apapun. Tapi karena di daun itu ada bercak darah.