Barulah Karina tersadar ketika mendengar bisikan-bisikan dari anak-anak lainnya yang sudah pasti sedang menggosipi mereka.
"Mereka musuh, ya?"
"Bukannya mereka pacaran?"
"Jadi ini pertengkaran sepasang kekasih, gitu?"
"Yang cowo ... bukannya Kak Rain, ya?"
"Ih, iyaa itu Kak Rain! Tapi cewe centil itu siapa, sih?"
"Sssstt! Katanya dia pacarnya Kak Rain."
"Ah, masa? Bukannya dia doang yang suka sepihak sama Kak Rain?"
Dan masih banyak cibiran lainnya yang jelas-jelas untuknya. Karina memejamkan kedua matanya, berusaha meredam amarahnya, namum cengkeraman nya terhadap kerah Rain jadi semakin mengencang.
"K-kita pindah tempat dulu, ya?" bisik Rain. Karina membuka kedua matanya dan menatap Rain dengan kesal, kemudian dia melepaskan cengkeramannya dari kerah seragam cowok itu.