Tidak berselang lama Selyn kembali membuka matanya. Ia mulai sadar dan terlihat seperti orang yang kebingungan.
Maya, Rizal dan Dani langsung menatap ke arah Selyn. Mereka semua diam tidak ada yang berani berkata-kata.
"Kok kalian di sini?" tanya Selyn menatap ke arah mereka dengan tatapan bingung. Seolah ia haya menyadari bahwa teman-temannya datang. Padahal mereka sudah cukup lama berada di kamarnya, bahkan ia tadi sempat mencekik leher Dani. Atau memang benar dugaan Dani tadi? Yang tadi mencekiknya bukanlah Selyn melainkan arwah Ayu. Tapi kenapa? Kenapa Ayu begitu menginginkan Dani mati?
Ada salah apa Dani kepada Ayu?
"Sel... Lo udah sadar?" tanya Maya dengan penuh hati-hati.
"Memangnya gue kenapa? Seingat gue tadi malam gue tidur sangat pulas. Terus lama banget rasanya. Dan sekarang pas gue bangun malah udah ada kalian," ucap Selyn seolah ia tidak menyadari kalau dirinya sedang sakit bahkan sudah beberapa hari tidak masuk kuliah.