Keesokan harinya
Rizal sudah kembali berangkat ke kampus.
"Tadi malam gue telepon lo, tapi lo nggak angkat," ucap Rizal yang baru saja tiba di kelasnya.
"Gue udah tidur. Ngantuk banget," sahut Bimo menyandarkan tubuhnya di kursi sambil menatap Rizal acuh.
Pandangan Bimo lalu menuju ke bangku yang biasa ditempati oleh Dani. Bimo tak menemukan Dani duduk di sana. Biasanya dia datang paling awal.
"Dani nggak kuliah ya? Tumben dia belum datang jam segini," ucap Bimo menyelidik.
"Gue nggak tahu juga Bim. Tapi kan lo tahu sendiri akhir-akhir ini Dani semakin aneh. Mungkin saja kan dia sakit. Jadi hari ini dia nggak masuk kuliah," sahut Rizal mengangkat kedua bahunya.
"Bisa jadi juga sih. Tapi gue masih penasaran banget sama maksud dari dukun itu. Apa mungkin orang yang dia maksud itu adalah Dani?" ucap Bimo pelan karena ia merasa takut.