Maya dan Budi melaju di atas sepeda motor sewaan mereka, pergi meninggalkan Desa Banjarsari dengan peasaan berat. Bukan karena luka di tubuh mereka belum sembuh benar, tetapi karena perasaan mereka terlanjur menyatu dengan semua warga desa. Bagi Budi yang memang dilahirkan di desa tersebut, sepahit apapun pengalaman hidup dan memorinya terhadap desa tersebut, tetap saja akan mencintai dan akan selslu merindukan tempat kelahirannya. Sementara Maya yang sama sekali tak ada hubungan dengan Desa Banjarsari, entah mengapa merasakan keterikatan batin yang amat sangat dengan desa tersebut. Entah karena para warga yang baik hati dan banyak membantunya selama dia dirawat di rumh Budi, atau karena pengalaman berhargnya yang menyangkut hidup dan mati di Bukit Berkah. Yang jelas keduanya saat ini merasakan sedih dan haru saat harus berpisah dengan semuanya.