"Aaaah!" teriak Maya terkejut. Ia langsung menutupi kepalanya dan berguling ke arah Budi.
Budi yang juga merasa terkejut, reflek langsung berguling ke samping dan memeluk Maya.
Bunyi gelegar petir yang diawali dengan sambaran kilat itu benar-benar membuat jantung mereka nyaris berhenti berdetak.
"Ap ... apa itu? Petir?" tanya Maya tergagap sambil mengintip sedikit dari balik bahu Budi yang merengkuh tubuhnya.
"Iya, petir," ucap Budi. Ia melihat ke arah langit sambil masih memeluk Maya.
"Hujan! Tiba-tiba hujan!" ucap Maya sedikit panik. Tetes-tetes air hujan mendadak turun dalam jumlah langsung banyak dan butiran besar-besar.
Budi melepaskan pelukannya dan menarik Maya untuk bangkit. "Masuk, May! Masuk duluan, nanti aku beresin ini semua!"
Maya langsung melompat masuk ke dalam tenda dengan tangan yang reflek ikut menarik masuk ransel dan sleeping bagnya. Ia tidak mau membiarkan Budi bekerja sendirian.
