Chereads / Takdir Cinta Melati / Chapter 2 - Meninggalkan Melati Di Hutan

Chapter 2 - Meninggalkan Melati Di Hutan

Semua orang yang ada di meja makan terkejut dengan ucapan Victor kecuali Nyonya Rena, karena tadi pagi Victor sudah menceritakan pada mamanya apa yang terjadi padanya dan Melati semalam karena ia mabuk.

"Melati apa kamu menerima pernikahan ini?" tanya Hiro pada Melati yang masih menunduk.

"Hiro." Nyonya Alea menggelengkan kepalanya sebagai isyarat untuk tidak bertanya pada Melati.

Setelah mereka selesai makan, Melati bersiap-siap untuk pergi ke panti asuhan seperti biasa. Saat Hiro ingin mengantarnya Victor langsung mencegah mereka, "Karena kami akan menikah minggu depan, jadi biar aku yang mengantarnya," ucap Victor dengan tatapan dingin pada Hiro.

"Kak Hiro lain kali saja Kakak mengantar Melati," ujar Melati saat melihat Hiro dan Victor saling bertatapan dengan tatapan tajam.

"Tidak akan ada lain kali, karena aku tidak suka milikku di sentuh oleh orang lain," balas Victor lalu menarik tangan Melati meninggalkan Hiro yang sedang menatap mereka pergi.

Hiro mengepalkan kedua tangannya, ia sangat kesal dengan apa yang di lakukan oleh Victor. Dia tahu tipe wanita Victor tidak seperti Melati karena saat ini Victor memiliki kekasih.

"Aku akan merebutnya suatu saat nanti dan aku akan melihatmu terpuruk karena kehilangannya," gumam Hiro.

Di dalam mobil tidak ada percakapan hanya keheningan dan deru mesin mobil yang terdengar, "Turun!" perintah Victor setelah memberhentikan mobilnya di pinggir jalan.

"Panti asuhannya masih jauh Kak dan juga ini bukan jalan ke panti," ucap Melati ketika melihat keluar jendela.

"Aku tidak pernah bilang akan mengantarmu sampai tempat yang tidak layak itu."

"Ta-tapi Kak i-ini di mana?" tanya Melati penuh ketakutan saat melihat begitu banyak pepohonan di sisi jalan.

Victor yang kesal karena Melati masih juga tidak keluar dari mobilnya, ia menatap dengan dingin sebagai isyarat agar gadis disebelahnya segera keluar dari mobilnya.

Karena Melati tidak ingin membuat pria yang akan menjadi suaminya minggu depan marah, dengan terpaksa dia turun dari mobil tapi sialnya Melati melupakan tas dan ponselnya saat dia keluar dari mobil Victor.

Ketika Melati sadar tas dan ponselnya masih tertinggal di dalam mobil dia mencoba mengejar mobil Victor tapi sayang tenaganya tidak sanggup.

"Bagaimana caranya aku pulang," gumam Melati dengan mata berembun karena air mata.

Victor tidak menyadari tas Melati ada di mobilnya, setelah sampai di kantor ia langsung keluar tanpa mengecek apapun di dalam mobil.

Sementara di panti asuhan semua anak-anak dan Ibu panti sedang menunggu Melati yang belum juga datang, "Ibu, apa Kak Melati tidak datang hari ini?" tanya salah satu anak panti.

"Mungkin sayang, tapi kalau Kak Melati gak datang pasti dia memberi kabar dari tadi," jawab Ibu panti.

Berkali-kali Ibu panti menghubungi ponsel Melati tapi tidak ada jawaban, ia juga ingin menghubungi Hiro untuk bertanya tapi dia tidak tahu.

***

Hari sudah mulai gelap, Melati sudah mulai panik karena Victor belum juga datang menjemputnya. Dia ingin pergi meninggalkan tempat itu tapi tidak tahu arah jalan pulang dan jika nanti Victor datang dan melihat ia tidak ada bisa jadi dia akan di tinggal pergi.

Di kediaman Mahendra Hiro dan yang lainnya tampak gelisah karena tadi sore Hiro pergi ke panti untuk menjemput Melati tapi Ibu panti memberitahunya jika hari ini Melati tidak datang ke panti entah kemana dia.

"Aku akan ke kantor, siapa tahu Melati bersama Victor," ucap Hiro.

Hiro melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, rasa khawatir pada Melati membuatnya tidak bisa tenang. Hanya dua puluh menit mobil Hiro sampai di depan gedung tinggi yang terlihat hanya beberapa lampu yang menyala.

Dia keluar dari mobil dan berlari masuk ke dalam kantor, saat ia ingin masuk kedalam lift Victor keluar dari lift dengan teman-temannya.

"Di mana Melati?" tanya Hiro saat melihat Victor.

"Kenapa bertanya padaku," jawab Victor dengan cuek seraya melewati Hiro yang berada di depan lift.

"Kamu yang membawanya!" teriak Hiro membuat langkah Victor berhenti begitupun dengan teman-temannya.

Victor pun berbalik sembari menyeringai kecil. "Aku sudah mengantarnya."

"Kau mengantarnya ke mana? Dia tidak ada di panti seharian ini dan juga dia belum pulang?" tanya Hiro dengan menahan amarahnya pada Victor.

"Mungkin saja dia bertemu dengan kekasihnya sebelum menikah," ujar Victor.

"Kau...!" teriak Hiro seraya menunjuk ke arah Victor.

Dengan wajah dingin Victor mendekati Hiro ia memegang jari telunjuk adik sepupunya, "Aku tidak suka ada orang yang berteriak dengan menunjukku seperti ini. Kau tidak lupa, aku bisa berbuat apapun yang ku inginkan termasuk menyakiti orang yang tidak berguna seperti dirimu."

"Apa kau mau ku beritahu satu rahasia antara aku dan gadis bodoh itu?" tanya Victor dan Hiro hanya diam tidak menjawabnya.

"Gadis bodoh itu sudah tidak suci lagi, kami sudah melakukankan kemarin malam," bisik Victor sembari tersenyum.

Hiro mengepalkan kedua tangannya amarah di dadanya seakan ingin meledak sekarang juga, Victor yang menyadari itu hanya menyeringai licik lalu menepuk pundak sepupunya dan meninggalkannya.

Setelah Victor pergi Hiro langsung meninju tembok untuk melampiaskan amarahnya yang tertahan di dadanya, rasa sakit mendengar ucapan Kakak sepupunya yang telah menodai gadis yang di sayanginya.

Mobil Victor berhenti di depan club, dia masih tidak melihat tas Melati yang ada di mobilnya. Dia pun masuk dan menemui para sahabatnya dan juga kekasihnya.

"Sayang," panggil Bella ketika melihat Victor berjalan ke arah meja mereka.

"Frans, persiapan untuk dokumen kerja sama kita sudah selesai?" tanya Victor telah menjatuhkan tubuhnya di sofa.

"Sudah. Besok aku akan ke kantorku untuk mengantarnya," jawab Frans lalu meneguk bir yang ada di tangannya.

Bella yang bermanja pada Victor meminta sang kekasih untuk menemaninya besok malam ke acara pertemuan antar modeling, Victor pun menyetujuinya.

Malam pun semakin larut jam sudah menunjukkan pukul 22.40, Victor dan Bella pamit pada sahabat-sahabatnya untuk pulang.

Ketika Bella membuka pintu mobil dia terkejut melihat ada tas di kursi depan, "Sayang, tas siapa ini?" tanyanya pada Victor yang sudah duduk di kursi pengemudi.

Mendengar pertanyaan Bella, Victor menoleh kesamping dan melihat tas yang ada di tangan kekasihnya itu. Dia mengingat-ingat siapa yang memiliki tas yang berwarna putih, "Melati!" batin Victor.

"Aku tidak bisa mengantarmu pulang, aku akan menyuruh Enoch."

Bella tampak kesal mendengar ucapan Victor, dia menolak dan meminta Victor yang mengantarnya. Bukannya mengiyakan permintaan Bella, dia menyuruh untuk meletakkan tas Melati dan menutup pintu mobilnya.

Dengan perasaan kecewa Bella membanting keras pintu mobil Victor, tanpa memperdulikan Bella yang memanggil namanya mobil Victor menghilang dari area parkir club.