Di hutan Melati hanya bisa menangis sembari memanggil-manggil nama Victor dan berharap pria itu datang menjemputnya, suara hewan malam mulai berbunyi membuatnya takut.
"Aku harus berjalan, jika aku tetap di sini maka tidak akan ada yang bisa menolongku," ucap Melati seraya menyeka air matanya.
Melati berjalan tiga meter lalu jatuh karena rasa lapar yang dirasakannya membuatnya tidak memiliki tenaga, dia hanya pasrah menunggu Victor datang menjemputnya.
Sebuah mobil berhenti tiba-tiba di depan Melati, Victor keluar dengan wajah datarnya mendekati Melati yang masih duduk di jalan.
"Apa yang kau lakukan? Kau ingin aku menabrakmu?" tanya Victor dengan dinginnya
"Kakak aku sangat ta...." Belum sempat Melati menyelesaikan ucapannya dia langsung tidak sadarkan dir, dengan sigap Victor meraihnya hingga tubuhnya tidak menyentuh tanah.
"Melati," panggil Victor seraya menepuk-nepuk pipi Melati.
"Sial!" gumam Victor lalu mengangkat Melati ke dalam mobilnya.
Victor melajukan mobilnya ke rumah sakit terdekat, ponsel Victor bergetar di dasboard mobilnya ia pun mengambil lalu melihat siapa yang menghubunginya.
[Halo!]
[Katakan, dimana Melati?]
[Dia bersamaku, dan saat ini dia tengah tertidur.]
Victor pun mematikan ponselnya ia pun melihat panggilan tak terjawab dari Bella sebanyak dua puluh kali, dia pun menoleh ke arah Melati yang masih tidak sadarkan diri.
Mobil Victor berhenti di depan rumah sakit yang tidak terlalu besar, dia keluar lalu pergi ke pintu tempat duduk Melati. Victor pun mengangkat Melati masuk ke dalam rumah sakit untuk di periksa.
"Pasien hanya telat makan hingga asam lambungnya kambuh. Tolong di perhatikan, Pak!" ucap Dokter setelah memeriksa kondisi Melati.
Dokter pun meninggalkan Victor dan Melati di kamar, ia duduk di kursi yang ada disamping tempat tidur. Rasa kantuk mulai menghampiri ditambah efek alkohol yang lumayan ia minum di club.
***
Matahari sudah tinggi Melati pun terbangun, dia terkejut saat melihat Victor tertidur berbantalkan lengannya, Melati menyentuh rambut pria yang akan menjadi suaminya itu.
Merasa kepalanya di sentuh oleh sesuatu Victor langsung terbangun dan melihat Melati sudah terbangun.
"Teri...."
"Kalau sudah baikan, kita pulang!" ucap Victor memotong ucapan Melati.
Setelah membayar administrasi Victor dan Melati pun kembali ke rumah, tidak ada pembicaraan selama perjalanan mereka berdua hanya fokus pada pikiran masing-masing.
Mobil berhenti di depan rumah utama Keluarga Mahendra, Hiro yang mengetahui jika Melati sudah pulang dia langsung menghampiri gadis itu dan memeluknya saat Melati sudah keluar dari mobil.
"Kenapa kamu terlihat pucat seperti ini?" tanya Hiro ketika melihat wajah Melati pucat.
"Aku hanya kurang tidur saja Kak. Ayo masuk!" ajak Melati.
Hiro dan Melati pun pergi meninggalkan Victor yang masih berdiri di samping mobilnya seraya melihat mereka berdua masuk ke dalam rumah.
***
Hari pernikahan pun tiba, Nyonya Alea tersenyum melihat Melati yang sudah di rias, "Kamu sangat cantik, Melati. Andaikan kamu menjadi menantuku betapa bahagianya aku," ucap Nyonya Alea membuat Melati tersipu malu.
Keluarga Mahendra dan teman Victor hadir kecuali Bella yang tidak tahu jika hari ini sang kekasih akan menikah dengan gadis lain, karena Victor tidak pernah memberitahukan masalah wasiat kakeknya pada Bella.
Ketika Melati keluar bersama Nyonya Alea semua orang begitu kagum kecuali Victor, dia tidak ingin menatap Melati hingga Exel berbisik padanya. "Istrimu sangat cantik."
Mendengar bisikan sahabatnya Victor melirik Melati dengan ekor matanya, sekilas dia melihat wajah gadis yang ada ada disampingnya itu memang cantik tak kalah dengan Bella sang kekasih.
Ijab kabul pun di ucapkan Victor dengan suara lantang dan sekali tarikan nafas, Hiro yang mendengarnya langsung mengepalkan kedua tangannya.
"Kamu memang licik, Victor!" gerutu Hiro dalam hatinya.
Setelah selesai ijab kabul Victor menghentikan acara yang seharusnya sampai malam, "Tidak ada acara apapun, Mama aku sangat capek jadi tolong jangan berisik!" pinta Victor lalu pergi ke kamarnya.
Melati mengikuti Victor ke kamarnya, dia takut jika sang suami menginginkan sesuatu dan dia tidak ada disana bisa jadi amarah Victor akan meledak dan dia akan menjadi sasaran.
"Kakak!" panggil Melati saat melihat Victor membuang tubuhnya di atas tempat tidur.
"Apa yang kau lakukan di kamarku?" tanya Victor saat melihat Melati ada di dalam kamarnya.
"Apa Kakak butuh sesuatu? A-aku akan mengambilkannya."
"Tidak ada, keluarlah."
Melati tetap tidak bergeming, ia masih berdiri di dekat pintu membuat Victor kesal padanya karena tidak menghiraukan ucapannya.
"Aku sudah bilang, Keluar!" bentak Victor dengan tatapan tajamnya.
Melihat tatapan suaminya Melati sedikit takut, tapi dia mencoba untuk tetap diam dan tidak bergeming dengan bentakan Victor.
"Apa kau ingin sekali melayaniku?" tanya Victor.
Melati pun mengangguk.
"Kemari!" ucap Victor sembari menyeringai licik.
Melati menghampiri Victor yang tengah duduk di tepi tempat tidur, "Apa ada yang Kakak butuhkan?" tanya Melati dengan gugupnya.
"Berlutut!" perintah Victor.
"B-berlutut?" ucap Melati penuh kebingungan.
"Kenapa? Bukannya kau menunggu perintahku?" tanya Victor.
Melati langsung berlutut, melihat itu Victor langsung menyuruh Melati bersujud sampai dia menyuruhnya bangun, "Haah! Aku akan tidur," ucapnya lalu membaringkan tubuhnya kembali.
Dengan pelan Melati bangun untuk meregangkan otot-ototnya, merasa ingin ke kamar mandi dia mencoba untuk membangunkan Victor.
"Kakak, aku akan ke kamar mandi sebentar," ucap Melati tapi tidak ada jawaban dari Victor.
Karena sudah tidak tahan untuk buang air Melati berlari ke kamar mandi sekalian untuk mengganti pakaiannya. Waktu sudah pukul empat sore Victor belum juga terbangun dari tidurnya, sesang Melati duduk di lantai dekat tempat tidur.
Drrrttt!! Drrrttt!!
Ponsel Melati bergetar di saku celananya, "Ibu panti? Apa ada sesuatu terjadi di panti asuhan?" tanya Melati dalam hatinya.
[Halo, Bu.]
[Melati, Dava sakit keras dia ingin bertemu denganmu!]
[Apa? Ba-baik Bu, Melati akan segera kesana!]
Melati berdiri dari duduknya, "Kak, aku pergi ke panti dulu. Ada anak panti yang sakit dan ingin bertemu denganku," ucap Melati.
Saat Melati berbalik suara Victor menghentikannya, "Aku melarangmu pergi, jangan kemana-mana!" ucap Victor yang sudah membuka matanya.
"Tapi Kak, anak itu ...."
"Aku sudah bilang bersujud sampai aku menyuruhmu bangun, tapi kau sudah melanggar perintahku!" Bentak Victor dengan tatapan tajam membuat Melati ketakutan.
"Apa Kakak tidak bisa mengijinkanku pergi melihat Dava?" tanya Melati dengan menundukkan kepalanya.
"Tidak!" jawab Victor.
Melati hanya bisa pasrah, dia tidak mau menjadi istri durhaka yang pergi saat suaminya tidak mengijinkannya. Dia pun menghubungi Ibu panti jika dia tidak bisa datang menemui Dava.
***
Malam hari semua Keluarga Mahendra tengah berkumpul untuk makan siang, Melati mulai melayani Victor membuat Hiro tidak senang melihatnya.