Deon, Qei dan Pak Adnan pun kembali saling berpegangan tangan. Kali ini, mereka sudah memasuki hari ketiga dari misi itu. Mereka harus bergerak cepat untuk mencari kunci pintu keluar dari semua bayangan masa lalu Deon ini.
Bukan hanya Deon saja yang merasa muak dengan bayangan masa lalu ini. Tapi, Qei juga sama. Mereka harus sesegera mungkin pergi dari tempat ini dan bangun dari mimpi mereka. Jika tidak, sudah jelas mereka akan mati bersama nantinya.
Kini, mereka mulai memasuki pintu ke sebelas. Pak Adnan meraih gagang pintu tersebut dan membuka ruangannya dengan perlahan. Ternyata, ini adalah ruangan dimana teman-teman masa kecilnya yang sempat melarikan diri saat pembantaian komplek pun ditemukan di sini. Entah berada dimana mereka sekarang karena jujur baik Deon, Qei dan pak Adnan pun tak familiar dengan tempat tersebut.
"Ah.. Mereka masih hidup! Ternyata, mereka melarikan diri waktu pembantaian komplek. Aku bersyukur masih ada yang selamat, " ujar Deon mengucap syukur.