Hari menjelang malam, Deon, Qei dan pak Adnan ada di sebuah ruangan. Mereka hendak melakukan diskusi bersama mengenai pensucian yang akan dilakukan besok.
"Ini, silahkan dimakan. Kalian pasti datang jauh-jauh kemari, " suguh pak Adnan.
Di meja sudah ada makanan yang pak Adnan siapkan. Hidup sendirian membuatnya harus bisa mandiri. Bagaimana tidak? Istrinya berada di luar kota dan anak-anaknya juga tengah mengemban ilmu di negeri orang. Tubuhnya yang sudah mulai tua dan renta itu tak bisa lagi bekerja.
Hanya istrinyalah dan anak-anaknya yang selalu mengiriminya uang untuk kehidupannya sehari-hari. Terlebih, dirinya juga belum mempunyai cucu. Hidup sendirian di tengah hutan rimbun yang mungkin jika ada sesuatu terjadi kepadanya tiada siapa yang tahu.
Pak Adnan menyuguhi mereka sup ayam, pepes ikan, lalap dan nasi hangat. Makanan yang sangat sederhana dan jarang mereka temui di kota.