Hari demi hari, bulan pun terus berganti. Bahkan di hari libur sekalipun, Deon masih tetap bekerja. Seolah tak ada hari dengan kerja, kerja dan bekerja. Ayah dan Ibu Deon semakin cemas, bahkan Lia yang pada awalnya mendukung Deon kini mulai mencemaskan kesehatan Deon.
Pagi itu, bahkan Deon sudah bersiap hendak berangkat kerja. Ia bahkan tak memiliki waktu untuk istirahat sama sekali. Lia justru malah mengkhawatirkan Deon yang semakin sibuk dengan dunianya dan semakin ambisius.
Lagi, ekonomi keluarga mereka justru semakin memburuk. Ayahnya pun terpaksa menjual mobilnya dan kini ia berangkat kerja pun menggunakan motor. Kebetulan, mereka memiliki 2 motor sehingga Deon tidak akan kesulitan jika bepergian kemanapun.
"Deon, kamu mau kemana lagi? Sudah siap dan rapi di pagi hari ini? Bukannya ini hari libur?" tanya Anne bingung.
"Iya, ayah perhatikan semakin hari kamu semakin sibuk. Bahkan ayah jarang melihat kamu belajar. Sebenarnya kamu pergi kemana, Deon?" tanya Ayah curiga.