Deon terus berlari, ia terus menaikkan kecepatannya dalam berlari agar Adnan dan Beni tak mampu mengejarnya. Dan benar saja, setelah lama mereka mengejar Deon. Pada akhirnya mereka berhenti karena saking lelahnya.
"Hosh! Hosh! Sial, bagaimana bisa di lari secepat itu?! " umpat Beni kesal.
"Apakah kau tahu kemana dia berlari? Pasalnya, kita tak bisa mengejarnya lagi. Dia sangat cepat sekali, " sahut Adnan sembari mengambil napasnya banyak-banyak.
Pasalnya, di antara mereka Adnanlah yang paling tua dan mudah untuk letih. Ia pun terlihat paling lelah sekali di antara mereka karena usianya memang sudah lanjut walau tubuhnya masih terlihat bugar.
"Aku tak tahu, dia bisa saja bersembunyi ke sebuah tempat, " ujar Qei.
"Apakah kau mempercayainya? Dia bisa saja berbohong pada kita, " bisik Beni pada Adnan.
"Benar juga, kenapa kita tak membunuhnya saja? " tanya Adnan berargumen dengan Beni.