Lan Anran menyeka air matanya dan berjalan keluar dari bangsal. Dia tidak bisa mengatakan bahwa dia akan mencoba meracik suatu ramuan. Jadi, dia hanya memberi tahu Lan Tingyun dan Lan Yanran bahwa dia akan pulang dan membantu mengemas pakaian ibunya. Dia juga akan memasak sup obat dan membawakannya ke rumah sakit.
Sekarang ibuku hanya bisa bertahan dengan sup obat untuk sementara.
Lan Tingyun mengangguk dan membiarkannya pulang.
Lan Anran hanya bisa mengembangkan penelitian dan risetnya dalam waktu yang terbatas. Sekarang dia harus kembali ke desa yang merupakan ruang percobaannya.
Setelah pengujian intensif selama semalam, obat itu awalnya menunjukkan perkembangan yang baik, tapi Lan Anran masih tidak berani langsung menggunakannya. Lagi pula, ini belum diuji pada manusia, jika ada efek buruk, ibu bisa meninggal.
Demi berjaga-jaga, Lan Anran sudah membulatkan tekad bahwa dia akan mencoba obat ini!
Dia mengambil tabung jarum tipis dan beberapa reagen yang baru saja selesai dikembangkan, merentangkan lengannya, mencari pembuluh darahnya, dan menyuntikkan jarum ke dirinya sendiri.
Demi ibunya semua akan dia lakukan.
Dalam satu jam berikutnya, Lan Anran mengalami efek samping yang merugikan seperti muntah dan demam. Dia pikir karena proporsi obat yang salah, jadi dia mengurangi dosis obatnya dan menyuntikkan ke dirinya lagi. Kali ini efeknya berkurang, tapi karena ramuan tadi terlalu kuat jadi kepala Lan Anran sedikit pusing.
Tidak peduli apa resikonya, dia ingin menyelamatkan ibunya.
Setelah memastikan bahwa obatnya layak, Lan Anran membawanya dan pulang. Dia mengambil beberapa pakaian, dan bergegas ke rumah sakit. Saat itu matahari sudah bersinar terang.
Di rumah sakit Lan Tingyun sangat terlihat cemas.
Kondisi Li Yueru saat ini mungkin bisa dalam bahaya setiap saat. Lan Tingyun tidak tidur sepanjang malam, karena takut kondisi Li Yueru akan memburuk.
"Ayah, Yanran, apa ibu baik-baik saja?" Lan Anran memegang sesuatu lalu mengatakan dengan lelah dan terengah-engah.
Lan Tingyun menatap wajah Lan Anran yang pucat, dan mengatakan dengan cemas "Anran, ada apa denganmu? Kurasa kamu terlihat tidak sehat, apa kamu sakit?"
"Aku baik-baik saja, Ayah. Aku akan pergi menemui Ibu dulu, kalian tunggu aku di luar." Lan Anran menggelengkan kepalanya dan berjalan ke unit perawatan intensif dengan sedikit senyum agar tidak membuat mereka berdua khawatir.
"Bu, tunggu. Aku di sini untuk menyelamatkanmu." Lan Anran buru-buru mengeluarkan tabung reagen dan jarum dari tas. Dia dengan terampil mengganti jarum, memasukkan obat, dan dengan lembut menyuntikkannya ke lengan Li Yueru.
Dari luar, Lan Anran terlihat hanya memegang tangan ibunya. Lan Tingyun dan Lan Yanran tidak curiga sedikit pun. Mereka hanya bersandar ke dinding dan merasa sangat tidak berdaya.
Suntikan pertama selesai. Lan Anran menyingkirkan bekas jarum suntiknya dan diam menunggu reaksi tubuh ibunya.
Awalnya tekanan darah tinggi berangsur-angsur menurun dan detak jantung berangsur-angsur kembali normal. Lan Anran menyentuh nadi Li Yueru dan akhirnya senyum bahagia muncul di wajahnya.
Ibu akhirnya menjadi tenang!
Selanjutnya, hanya perlu memakan rebusan obat penenang setiap hari dan akupunktur dosis kecil dapat dilakukan setelah satu bulan.
Di luar bangsal, Lan Tingyun masih berusaha mencari obat untuk menyelamatkan Li Yueru. Dia mendengar bahwa ada obat khusus dari luar negeri. Saat dia hendak menelepon, Lan Anran keluar dengan tenang dan mengatakan. "Ayah, Yanran, kalian tidak perlu khawatir, penyakit Ibu telah banyak membaik, aku yakin dia akan segera pulih."
Lan Tingyun mengira Lan Anran hanya menghiburnya dan mengatakan dengan sedih. "Anran, aku dengar bahwa ada obat khusus di luar negeri. Jadi aku akan menelepon dan bertanya kepada teman-temanku yang ada di luar negeri."
"Ayah, kitalah yang membuka rumah sakit pengobatan tradisional Tiongkok, kenapa malah pergi ke pengobatan luar negeri? Jangan khawatir, Ibu akan baik-baik saja setelah istirahat seharian." Lan Anran mengatakannya dengan percaya diri. Penyakit ibunya sudah sembuh, dan hatinya menjadi tenang.
Saat melihat ekspresi percaya diri kakaknya, Lan Yanran juga menjadi lebih percaya diri. "Kak, aku percaya denganmu. Ayah, jangan cari obat dari luar negeri, kakak bilang Ibu bisa sembuh."
Lan Tingyun mengangguk dan meletakkan telepon.
Tiba-tiba mata Lan Anran menjadi gelap, dan tubuhnya jatuh.
Lan Tingyun terkejut. Baru saja, dia melihat raut wajah Lan Anran sangat lemas, matanya terlihat sayu, ternyata Lan Anran benar-benar sakit.
"Kak, ada apa denganmu?" Lan Yanran mengatakannya dengan cemas.
Lan Tingyun memegang kening Lan Anran, kenapa kepalanya begitu panas?
"Kakakmu demam, akan kubawa ke ruang gawat darurat." Lan Tingyun menggendong Lan Anran dan berlari ke ruang gawat darurat, sementara Lan Yanran tetap tinggal untuk menjaga ibunya.
Ketika sampai di ruang gawat darurat di lantai bawah, dokter melakukan tes darah. Kandungan obat dalam darah gadis ini sangat tinggi, yang mungkin menyebabkan dia mengalami demam tinggi.
"Ketua Lan, apa anakmu sedang menjalani pengobatan baru-baru ini?" Tanya dokter.
"Tidak." Lan Tingyun menggelengkan kepalanya.
"Aneh! Darahnya mengandung obat-obatan tingkat tinggi, tapi ini tidak beracun. Hanya saja dosisnya terlalu besar sehingga menyebabkan demam tinggi. Aku akan memberinya suntikan untuk menurunkan demamnya dulu." Kata dokter.
"Oke, terima kasih Dokter Wu." Lan Tingyun berterima kasih.
Satu jam kemudian, demam tinggi Lan Anran sedikit mereda, dan wajahnya yang pucat akhirnya berubah.
"Ayah..." Lan Anran membuka matanya dengan lemah dan berbicara perlahan.
"Anran, kamu sudah bangun, ada apa denganmu? Kemana kamu pergi malam-malam kemarin? Dokter Wu mengatakan bahwa kandungan obat dalam darahmu sangat tinggi, apa kamu melakukan sesuatu di belakang kami?" Lan Tingyun mengatakan dengan nada tertekan dan serius.