Di Penjara Rongcheng.
Mo Changwen semakin kurus sejak mendekam dalam penjara, semangat hidupnya pun telah patah. Dia memakai seragam tahanan berwarna oranye, ekspresinya terlihat putus asa.
"Kamu pasti datang ke sini untuk menertawakanku. Sejak aku masuk penjara, kamu belum sekali pun menjengukku. Hari ini tiba-tiba saja kamu mau menjengukku, kamu pasti ingin menertawakanku, kan?"
Mo Changwen mengarahkan pandangannya ke bawah, enggan menatap wajah Mo Jinrong.
"Aku tidak punya waktu menertawakanmu. Andai saja Paman tidak merencanakan banyak rencana jahat, apakah Paman akan berakhir di penjara?"
Mo Jinrong mengatakan dengan santai, seolah dia berbicara dengan bawahannya.
"Aku tega membunuh banyak orang, demi bisa merebut posisimu. Tidak disangka rencanaku gagal. Kalau kamu ingin menertawakanku, ayo lakukan saja." Mo Changwen putus asa, tidak bisa berbuat apa-apa.