Mo Ying menggelengkan kepala.
"Aku harus pergi, kakak. Jangan menyalahkan dirimu lagi, kematianku murni kecelakaan. Kakak cukup mengingatku dalam hati, aku sudah merasa bahagia. Aku hanya pindah ke tempat lain bermain sambil Biola. Aku tidak pernah menyalahkan kakak. Apakah kakak ingat dulu kita memelihara seekor kelinci, suatu hari kelinci itu menggigitku sampai terluka, dan nenek marah hingga ingin memanggang kelinci kita, tetapi bukankah aku sudah memaafkan kelinci itu? Sayangnya kelinci kita mati karena sakit, jadi aku membuat kalung liontin berbentuk kelinci dan selalu aku pakai. Sekarang aku sudah bersama dengan kelinci dan tidak merasa kesepian lagi."
Mo Jinrong masih menangis histeris, dia masih belum menerima kematian adiknya.
"Ying'er, apakah kamu tahu seberapa aku merindukanmu?"
"Kakak, relakan aku pergi. Aku harus pergi tetapi ingatlah bahwa aku akan selalu berada di hatimu."